The Wedding – Part 2

11:00 WIB, Gedung Setia Bintang Graha

Acara kedua dalam hari yang sama, kami berganti kostum. Baju pengantin kami yang pada mulanya berwarna putih tulang berganti menjadi… PINK. Ini sama sekali bukan impian Rizka apalagi saya untuk mengenakan baju pengantin berwarna pink. Bahkan sejujurnya, kami baru diberitahu penata riasnya bahwa baju resepsi kami berwarna pink pada hari H-1. Bagi Rizka mungkin bukan suatu masalah besar mengenakan warna pink karena kulitnya yang terang, namun tidak demikian halnya dengan saya yang berkulit gelap ini. Well, the show must go on. Akhirnya kami berdua mengenakan baju pengantin berwarna pink.

Masih terkait dengan tampilan kami saat resepsi, penata rias tidak menyediakan tutup kepala yang cocok bagi saya. Memang ada peci berwarna pink yang dia bawa, namun sepertinya peci dan setelan jas modern yang saya pakai nampak kurang matching. Kesimpulannya, saya harus menata rambut saya yang kribo ini dengan sebaik mungkin karena rambut saya tidak akan ditutup apa-apa. Saya yang sehari-hari membiarkan rambut ini apa adanya pun terpaksa mengatur rambut dengan sekeren mungkin, termasuk menggunakan gel rambut, suatu hal yang hamper tidak pernah saya gunakan semenjak saya SMP.

Terlepas dari urusan penampilan, Alhamdulillah acara resepsi berlangsung dengan lancar. Banyak teman saya dan Rizka yang datang, diantaranya teman-teman SMA 3 Bandung, FK Unpad, Elektro ITB, sampai teman pendakian Semeru. Tidak lupa, seluruh keluarga besar dan kerabat kami juga hadir di acara itu. Ya, inilah rasanya menjadi raja dan ratu sehari, seperti yang dikatakan orang-orang. Lelah memang, kami harus menebar senyuman selama hampir 3 jam, duduk berdiri beberapa kali, dan yang pasti menahan lapar juga. Tapi semuanya terbayarkan setelah acara ini selesai setelah berlangsung dengan lancar.

15:30 – 22:00 WIB, Rumah Rizka dan Rumah Tante Lia

Seusai acara, saya dan Rizka, menuju ke rumah Rizka di Ujung Berung. Yap, kami berdua saja, tanpa ada yang mengantar, yang artinya saya mengendarai mobil sendiri. Sebagai tambahannya, kami masih mengenakan baju pengantin lengkap. Hahaha. Saking mepetnya waktu, saya dan Rizka tidak sempat berganti baju. Selain itu, kami juga mengira bahwa ada keluarga RIzka di sana yang ingin berfoto dengan kami yang masih mengenakan baju penganti. Sesampainya di sana, ternyata seluruh keluarga telah berganti baju. Tinggallah kami berdua yang salah kostum, mengenakan baju pengantin di rumah. Hehe. Kami berdua tidak lama di sini karena beberapa anggota keluarga Rizka sudah pulang ke rumahnya. Selain itu, keluarga besar Solo mengundang kami untuk makan malam di rumah tante saya.

Kumpul keluarga tentu saja menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bahkan kata Rizka, keluarganya yang berkumpul di saat hari pernikahan kami lebih lengkap dibandingkan saat lebaran. Keluarga saya pun tidak kalah hebohnya, rombongan bus dari Solo dan keluarga yang ada di Bandung pun berkumpul semua. Hanya satu tante yang tidak datang karena menyimpan cutinya untuk acara di Solo minggu depannya. Kerelaan keluarga kami untuk datang jauh-jauh demi menghadiri acara kami tentu saja membuat kami merasa senang dan tersanjung.

22:00 – … WIB Hotel Al-Queby, Antapani

Karena rumah Rizka yang masih digunakan untuk beristirahat beberapa keluarganya, rumah tante yang penuh dengan keluarga saya yang baru akan pulang ke Solo besok, dan kami berdua yang menginginkan privasi untuk beristirahat, akhirnya kami beristirahat di tempat netral selama semalam saja sebelum keesokan harinya kami akan pulang ke Subang.

Leave a comment