Sebenernya saya ingin menulis ini sesegera mungkin setelah peristiwa yang mengubah hidup saya ini terjadi agar saya tidak keburu lupa, namun apa daya, saya baru sempat menulisnya saat ini. Meskipun demikian, saya harap cerita ini dapat menjadi hiburan bacaan atau bahkan menambah pengetahuan bagi teman-teman.
23 Januari 2015, kira-kira pukul 22.00
Saya sampai Bandung setelah menempuh perjalanan dari Jakarta. Seperti biasa, perjalanan Jakarta-Bandung hari Jumat sore pasti ditempuh lebih dari 3 jam. Alhamdulillah, meskipun macet dan lelah saya bersyukur bisa sampai rumah dengan selamat. Di rumah, istri saya dan calon anak saya yang berada di perutnya telah menanti dengan segelas teh manis hangat seperti seperti biasanya. Saya meminum teh itu dan merebahkan diri disampingnya.
Saat saya melihatnya, saya merasa sedih karena istri saya hanya berada sekitaran rumah dan sekitar rumah saja. Memang semenjak kehamilannya menginjak bulan ke 8 akhir, kami jarang keluar dari rumah. Pada saat itu saya berpikir untuk mengajaknya keluar pada hari Sabtu esok hari dan menginap semalam di suatu tempat. Meskipun terbengong karena bingung tiba-tiba saya mengajak bermalam di luar rumah, istri saya nampak senang. Kami pun memilih-milih daerah mana yang akan kami tuju. Selain menginap, tujuan saya adalah mengajak istri saya berjalan-jalan untuk kebaikan proses kelahiran nanti. Meskipun belum sepakat kemana, opsi kami mengerucut ke daerah cihampelas atau stasiun kota.
24 Januari 2015, kira-kira pukul 10.00
Kami berdua menuju ke Klinik Bunda Nanda tempat istri saya biasa periksa. Minggu ini dia memang belum sempat periksa rutin. Di klinik, ternyata dokter yang biasa memeriksa istri saya sedang tidak bertugas, jadilah kami periksa ke dokter yang ada saat itu. Menurut info dokter itu, saat kelahiran sudah makin dekat, kira-kira 1-2 minggu lagi. Yang unik adalah perkiraan berat badan bayi yang berbeda. Dokter yang biasa selalu mengatakan bahwa kira-kira berat bayi kami adalah 3,1kg, sedangkan dokter ini mengatakan bahwa beratnya 3,5kg. Yang penting adalah posisi bayi kami yang tetap baik dan keadaannya yang juga sehat.
Selepas dari klinik, kami langsung menuju ke daerah Cihampelas. Akhirnya kami memilih daerah ini karena lokasinya yang lebih memungkinkan kami untuk berjalan-jalan berkeliling. Singkat kata, setelah kami bertanya ke 3 hotel sepanjang jalan Cihampelas, kami berhasil booking kamar di Hotel Kembang yang terletak di ujung jalan Cihampelas. Kenapa di sini? Alasannya karena 2 hotel lain sudah penuh dan istri saya sudah lelah. Setelah check in, kami langsung solat dhuhur dan beristirahat sejenak sebelum keluar mencari makan siang.
Hebohnya istri saya, dia ingin makan yang tidak biasa. Jadilah kami makan Bakso Semar (yang baksonya besar-besar dan penuh dengan lemak, minyak, dan MSG). Setelah kenyang dan perut terisi penuh, kami siap untuk berkeliling Ciwalk sesorean ini.
… (bersambung ke bagian 2)